.

Rabu, 12 Desember 2012

Karya Resensi




RESENSI BUKU


A . Judul : Bercocok Tanam cokelat
B . Pnulis /penggarang : Wahju Muljana
C . Penyunting : -
D . Penerbit : cv Aneka Ilmu
E . Thun terbit : 2009
F . Tebal buku : 0,4
G . Hrga : -
H . Jumlah halaman : 55 halaman
I . Cetakan keberapa : ke-1



Judul buku bercocok tanam cokelat tidak sikron dengan isinya,karena tidak hanya terdapat cara bercocok tanam cokelat.tetapi juga ada cara mengolah hasil buah cokelat.seharusnya ,judul buku disesuaikan dengan isi buku.
    Secara keseluruhan isi buku ini didalamnya Menbahaspersiapan penanaman ,bibit tanaman pemeliharaan ,Perkembangbiakan,sampai Pengolahan hasil tanaman cokelat .dan mengenai hama,Penyakit dan cara pemberantasannya,dengan demikian pembaca bisa dengan mudah mengetahui dan mempraktekkan dalam bercocok tanam cokelat.
    Tujuan penulisan buku ini adalah karena masih terdengar keluhan-keluhan dari para penanam ataupun para calon penanam cokelat,yang sering mengatakan bahwa tanaman yang paling sukar untuk dipelihara.sebenarnya,kalau dikaji .Asal semuanya dilakukan dengan ketekunan dan juga harus mengetahui proses dan prosedurnya yang telah ada di buku ini.
    Gaya penulisan yang terdapat pada buku ini tidak sederhana karena banyak menggunakan kata-kata ilmiah.sehingga sebagian petani yang kurang tinggi pendidikannya sulit untuk memehami kata-kata tersebut.jika ingin ditulis dengan kata ilmiah di tulis juga dengan artinya agar lebih mudah dipahami.
    Kualitas buku ini baik karena sangat tepat apabila digunakan untuk para petani
yang kurang mengerti tentang cara menanam buah cokelat .karena buku ini
terdapat tahap-tahap cara menanam cokelat.
    Setelah dibaca buku ini dilengkapi cara menanam cokelat,cara membeli pupuk,dengan demikian para petani bisa menanam dengan langkah-langkah tersebut dan mendapatkan kualitas yang terjamin.
    Tetapi dibuku ini terdapat kata-kata ilmiah dan juga terlalu banyak materi atau penjelasan tentang cokelat dari pada menanam cokelat.
    Secara keseluruhan tampilanya sangat menarik ,karena memiliki warna hijau yang cerah sehingga menarik orang untuk membacanya.
    Tulisan yang terlalu kecil sehingga sulit untuk membacanya,dan juga tulisanya tidak terlalu rapi.
   Bahasa yang digunakan sangat baku karena menggunakan   tetapi banyak menggunakan kata-kata latin dan ilmiah.
    Kritik yang saya sampaikan harus banyak langkah-langkah dan contoh gambarnya agar lebih dapat dimengerti,sehingga lebih cepat pahamnya dan tidak membosankan orang yang membacanya.
    Kata-kata ilmiah jangan terlalu banyak digunakan ,boleh digunakan tetapi harus diberi bahasa indonesia,sehingga bisa memudahkan kita untuk mengerti.
    Dengan demikian,buku ini sangat cocok untuk digunakan untuk para penanam .dan juga bagi orang lain yang ingin menanamnya ,buku ini sangat baik untuk menjadi media petunjuk dan tukar pikiran dalam melengkapi ilmu dibidang penanam.

 





















pengalaman di SMPN 2 Tanjungpandan



KISAH KASIH DI SEKOLAH SMPN 2TANJUNGPANDAN

SMPN 2Tanjungpandan adalah sekolah idamanku. Dari dulu aku selalu bercita-cita untuk masuk ke SMP ini. Dan akhirnya aku berhasil dan masuk ke SMP ini. Sebelum sekolah kami menjalani masa MOS. Pada hari pertama MOS kami disuruh membawa 2 telur rebus, topi kerucut, air ber-merk AQU, dan papan nama.
Pertama-tama kami hanya latihan bebrapa saat. Dan tibalah waktu untuk makan telur. Telur yang kami bawa dikumpulkan bersama air AQU itu. Aku mendapat air AQU dengan cara menulis sendiri labelnya. Lalu telur pun dibagikan secara acak.
Kami harus menghabiskan 2 telur itu dalam waktu 1 menit. Aku langsung bergegas untuk menghabiskannya. Tetapi ternyata ada temanku yang mendapat telur mentah. Aku jadi hran disuruh membawa telur rebus kok jadi bawa telur mentah. Akhirnya dia tidak jadi makan deh.
Lalu setelah memakan telur kami diberi minum satu batol air itu dibagi beberapa orang. Jadinya
Pertama masuk sekolah aku awalnya tidak mempunyai teman. Tapi, saat pembagiaan kelas aku mendapatkan kelas 7D. Saat aku berjalan menuju kelas secara tak sengaja aku berbaregngan dengan seseorang yang tak ku kenal. Dia mengajakku berbicara aku pun managgapi pembicaraanya itu, dan akhirnya kami pun berteman dan namanya adalah Dwina.
Pada saat itu tempat duduk kami berdekatan sehinga aku dan Dwina semakin akrab.  Sejak saat itu semuanya pun membuat aku bahagia. Beberapa waktu pun berlalu. Pada saat itu kelas kami akan di rehap. Akhirnya kami pun pindah keruangan Multimedia. Disana aku duduk paling depan.
Saat pindah ke sana kelas jadi terasa sunyi karena ruangan itu berada di belakang. Tapi aku agak sedikit sebel karena harus panda-pindah ruangan kalau tidak Mltimedia Lab Bahasa Indonesia. Kadang kami juga di marahi oleh guru karena kami harus pindah dari Multimedia ke Lab B.Indonesia tapi lari Lab kami juga di usir ke Multimedia. Jadi begitulah kisahku pada saat kelas 7. Harus pindah-pindah kelas jadi bingung mau pilih yang mana  --**--*-*-?.
Semuanya pun berlalu seperti biasa saja tidak ada yang mengganggu. Tidak lama kemudian kami menjalani MID semester untuk yang pertama kali. Waktu ulangan itu dilaksanakan di Multimedia sama seperti kelas lainnya yang ruangan kelasnya di rehap tapi diruangan masing-masing.
Ulangan pun berjalan lancar. Setelah ulangan selama seminggu kami belajar seperti biasa. Aku sangat senag jika saat pelajaran PKN karena Pak Sadi orangnya menyenagkan. Kinibeberapa waktu telah berlalu sekarang tiba saatnya untuk ulangan Semester 1. Setelah ulangan dan tiba pembagian rapot aku masuk 10 besar walaupun hanya peringkat ke 7.
Aku sangat senang walau peringkat e-7 aku masihbisa masuk 10 besar. Memang saingannya sulit dikelasku banyak sekali yang pintar aku saja tidak bias menandinginya. Untung-untung saja aku masih tergolong murid yang lumayan he..he…he…
Ternyata waktu tidak terasa yah. Sekarang sudah saatnya MID Semester 2 umtuk kali ini kami ulamhan diruangan kelas kami karena sudah selesai di rehap. Kami pun saling berebut tempat duduk karena aku telat makanya aku jadi duduk dibelakang. Tak apalah yang penting saat guru menerangkan masih terlihat.
Dan sekarang saatnya untuk ulangan Semester 2 . ulangan ini bagiku sedikit rumit dari pada sebelumnya ntah kenapa gerangan. Pada semester ini peringkatku jatuh menjadi 17. Aku kaget mendengarnya katanya sih aku tidak mengumpulkan tugas mulok maknya nilainya jadi merah dan peringkatku jatuh hingga 17.
Aku berusaha untukmemeperbaiki nilaiku padahal tugas itu sudah aku kumpulkan kenapa jadi tidak ada. Keesokan harinya aku menyerahkan tugas itu karena aku membuatnya lagi tapi tidak diterima aku snagta kesal karena kejadian itu saat itu aku hanya bias pasrah dan menerima apa jadinya nanti. Tapi untunglah aku masih bias naik kelas aku sangat bersyukur walau hanya peringkat ke 17.

Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas. Kami bergiliran untuk pembagian kelas mula-mula kelas 9. Lalu giliran kelas 8. Saat pembagian kelas berlangsung aku dan beberapa orang temanku tdak dipanggil namaya untuk masuk kelas berapa. Aku hanya bias terdiam dan menunggu.
Setelah pembagian kelas usai aku dan beberapa orang temanku dipanggil menemui bu Rini. Aku takut jadi agak gerogi hehehe…. Ternyata kami dipanggil untuk memilih kelas dan akhirnya aku masuk kelas VIII E. tak apalah yang penting masih banyak teman. Waktu demi waktu berlalu kini tiba saatnya aku praktek nari. Semua orang sudah siap dengan tariannya mereka masing-masing, sedangkan kami, kami belum menyiapkan apapun. Akhirnya dengan waktu yang agak mepet kami berusaha membuat tarian kami walau hanya sederhana.
Tapi ternyata usaha kami tidak sia-sia kami berhasil menciptakan sebuah tarian. Walaupun demikian aku tetap puas walau sederhana tapi tetap menguntungkan bagiku dan kelompokku.
Kini aku menikmati hari-hariku yang menyenagkan. Bersama teman-temanku aku menjalani hari dengan begitu riang. Pengalaman ini tak akan aku lupakan dalam keadaan apapun nantinya.
Tak terasa kini waktunya kita menaklukan hari walaupun sulit. Tiba saatnya classmiting hari yang sangat aku tunggu. Pada saat itu banyak perlombaan yang diadakan maka dari itu aku ingin melihat semua perlombaan itu. Menurutku SMP2 ini sangat berjasa bagiku bukan hanya guru tapi semua penghuninya telah memberikan aku pelajaran yang berharga.
Yang pastinya tak akan pernah dapat digantikan oleh apapun. Pastinya atas semua jasa-jasa mereka. Kini tak terasa waktunya untuk ulangan Semester Genap. Ulangan pun berjalan lancar walaupun hasilnya hanya belum sempurna karena hanya itu kemampuanku.
Yah yang pasti kini aku bisa melewatinya dengan segala usahaku walaupun belum sempurna seutuhnya. Kini aku sangat merindukan kelas VII E bagiku itu adalah kelas yangsangat bersejarah selama aku sekolah di SMP 2. Hari-hari yang kulalui sama dengan hari biasa saat liburan tak ada yang istimewa bagiku.
Setelah liburan aku ternyata masuk kelas IX E. disana tak banyak temanku yang dulunya kelas VII E. tapi tak apalah yang penting aku bias bergaul dengan mereka. Saat balajar Bahasa Indonesia ternyata ada pelajaran musicalisasi puisi. Aku dan kelompokku harus menyanyikan lagu dan beberapa syairnya dibaca seperti puisi.
Semua berjalan lancar kecuali denganku, aku hanya duduk diam sambil bermain gitar seenakku saja. Aku melakukannya untuk melengkapinya saja, karena kelompokku lebih orang jadi untuk menyempurnakannya aku harus bermain gitar untuk mengiringi puisi. Walaupun hanya sesuka hatiku hehehehe……….
Tak lama lagi ulangan semester dan setelahnya kami akan berjalan-jalan satu sekolahan. Satu kelas satu bis. Ntah apa yang akan terjadi mungkin jalanan akan padat dengan kendaraan kami tanggal 23 Desember 2012 kau aku tunggu.

SELAMAT BERSENANG-SENANG

Selasa, 11 Desember 2012



Mother Holle
Once upon a time loved husband and wife was had two daughters. One of them was beautiful and diligent but was other ugly and lazy. The husband and wife homever, loved the ugly. One best because she was her own daughter. She cared so little for the other daughter that she made her do all the work of the house. Every day the poor gril would sit beside when was the coat’s and she felt tired her fingers bleed.
       One day while she washing the cloths one of them was drift in the river an the blood drop on her cloths.In her distress she jumped into the river.She found her self a meadow.She walked over meadow and found a little house.There she saw some mysterious creatures and turned to run away.Bat the old women called after her and asked the gril to stay with her. Mother Holle,the old woman, gave the gril a task, that she should take care of the bed in her house well, Shake it thouroughly, so that feather’s fly about the gril ran and she didn’t want to stay with het but the old women.The old women spoke so kindly, That the girl agreed to stay with her then.
She  did her work hell and every time she shook up the bed until the feather’s flew about like snow flakes.The old women was kind and never spoke angrily to her.
       After staying for some time, the gril began to fell home sick.Then,she went to mother Holle and said that she wanted to go home because she was homesick.
       Mother Holle was pleased with her because she had served her so well, so she promised to invite her parents and step sister an ther could go home. Suddenly they found them selves back in the word near her house, with fragrance flowers came out from the gril’s mont when spoke.

Ciptaan cerpen



KADO ULANGTAHUN
                                                          Karya  : Suryani/ IXe

            Hari ini adalah hari yang cerah. Apa lagi bagi Ane. Karena hari ini adalah hari ulangtahunnya. Tapi, Ane tidak melihat keluarganya ada dirumah. Saat ini Ane sendirian berada didalam rumah.
          “Huh…….sebel…sebel!. Bisa-bisanya mereka meninggalkan aku sendirian dirumah pada hari ulangtahunku.” Kata Ane sambil mengerutu.
          Tak lama kemudian Ane mendengar seseorang yang mengetuk pintu rumah Ane.
          “Tok…..tok…..tok…” suara ketukan pintu.
          Ane pun berlari menuju pintu dan ingin segera membukanya berharap bahwa itu keluarganya yang datang dan membawa kejutan. Setelah Ane membuka pintu ternyata, itu adalah tukang pos. Ane sangat kecewa pada saat itu karena yang dia harapkan ternyata bukan.
          “Ada apa Pak.” Kata Ane dengan agak lemas.
          “Ini ada titipan.” Kata tukang pos sambil menyondorkan sebuak kotak yang di bungkus rapi.
          Setalah memberikan kotak itu tukang pos pun lalu pergi.Ane lalu masuk dan duduk di ruang tamu sambil merenungi kotak itu.
          “Kira-kira kotak ini untuk siapa ya..?. kenapa tidak ada nama pengirimnya dan untuk siapa kotak ini.” Kata Ane bicara sendiri.
          Makin lama Ane merenungi kotak itu dia semakin penasaran dan niat untuk membukanya pun semakin kuat. Akhirnya Ane memutuskan untuk membuka kotak tersebut apa pun resikonya nanti. Setelah dibuka ternyata isinya hadiah ulangtahun untuk Ane.
          “Waah…hadiah ulangtahun untukku dari Ayah dan Ibu. Hadiah yang selama ini sangat aku inginkan.” Kata Ane sambil bersorak riang.
          Keesokan harinya Ane bersiap untuk berangkat sekolah. Ane berangkat sekolah diantar oleh Ayahnya. Pagi-pagi sekali dia sudah sibuk mencari Irfan dan Fika.Mereka adalah teman sekelas Ane. Tapi, Ane tidak menemukan mereka dan bel tanda masuk sudah berbunyi. Akhirnya Ane masuk kelas dan akan menemui mereka nanti pada saat istirahat.
          “Teng……teng…..” bel tanda istirahat.
          Ane pun bergegas menemui Irfan dan Fika. Lalu Ane menghampiri Irfan dan Fika yang duduk di kantin.
          “Hai……….” Kata Ane menyapa kedua temannya itu.
          “Hai juga……..” kata kedua temannya serentak.
          “Aku ingin menunjukkan sesuatu pada kalian.”
          “Apa itu…?” kata Irfan manambahkan.
          “Lihat ini.” Kata Ane dengan muka riang.
          “waaahh… buku ini kan langkah dan susah sekali untuk di temui.” Kata Fika.
          Beberapa saat mereka berbincang-bincang tak terasa waktu istiahat sudah habis. Mereka bergegas untuk segera masuk ke kelas takut kalau mereka keduluan guru yang galak itu. Bagi Ane hari ini hari sial baginya karena hari ini saatnya untuk belajar matematika.
Selain gurunya galak ia juga takut melihat tampang guru itu kalau sedang marah kepada Ane karena terlambat masuk kelas.Tak lama setelah Ane masuk kelas, datanglah guru seram itu. Seram adalah julukan guru itu dari Ane.
          “Baiklah anak-anak keluarkan PR kalian kalian sekarang.” Kata guru seram dengan nada tinggi.
          “Baik Pak….” Jawab para murid serentak.
          “Ok sesuai janji kalian hari ini kita akan mengadakan ulangan.”
          “Apa Pak ulangan kapan kita berjanji dengan Bapak.” Kata Fika dengan nada penuh penolakan.
          “Kamu menentang saya ya! Kalau tidak mau ikut ulangan keluar saja kamu. Cepat sekarang keluar…..sekarang juga.!” Kata sang guru seram sambil berteriak.
          Akhirnya pun Fika keluar karena terpaksa sebenarnya bukan terpaksa tapi dia kan diusir oleh guru seram. Ulangan hari ini pun berjalan tanpa kehadiran seorang Fika. Itulah Fika sudah tahu sifat guru itu Tidak suka ditentang kenapa Fika jadi berbuat nekad.
          Saat pulang Fika tidak berkata apa-apa Fika hanya diam sambil menunduk. Ane memperhatikan Fika ingin mengajaknya berbicara tapi takut Fika  tidak menanggapi Ane yang mengajaknya berbicara. Sesaat Ane menimbang-nimbang akhirnya Ane memutuskan untuk mengajaknya berbicara.
          “Fika kenapa kamu diam saja?” kataku dengan nada pelan.
          “Aku tidak apa-apa aku hanya takut saja.” Sahut Fika.
          “Takut apa aku rasa tidak ada yang perlu ditakuti.” Ane melanjutkan.
          “Aku…aku takut kalau orang tuaku marah karena aku tidak ikut ulangan matematika hari ini.” Kata Fika sambil tersedu-sedu karena menangis.
          Ane tidak berkata apa-apa mendengar jawaban dari Fika. Ane hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dari temannya itu. Beberapa saat kemudian mereka berpisah karena arah rumah mereka berbeda.
Malam harinya Ane masih memikirkan perkataaan temannya tadi. Saat Ane sedang melamun tiba-tiba Ane dikagetkan oleh kakaknya yang baru pulang tadi sore dari Malang.
“Ehh….Kakak ngaget’tin aku aja!” Kata Ane sambil marah-marah.
“Kamu nih.. aku kan Cuma bercanda.” Jawab Kakak Ane.
“Katanya kamu dapat hadiah ulangtahun buku novel langka dari Ayah dan Ibu.”
“Kalau iya kenapa?.”
“Aku mau pinjem boleh.” Kta kakak Ane dengan sedikit merayu.
“Boleh ambil saja di tas ku.”
          Kakak Ane pun segera bergerak untuk menganbil buku itu. Karena buku itu sangat langkah. Jadi, daripada kakak Ane bersusah payah mencarinya lebih baik Kakak Ane meminjam punya Ane.
          “Mana An… kok gak ada sih.” Kata Kakak Ane sambil berteriak.
          “Ada ok! coba dicari lagi.” Jawab Ane.
          “Gak ada!”
          Ane pun berlari menghampiri Kakaknya takut apa yang dikatakan kakaknya itu benar. Ane hanya berpikir kalau kakanya hanya bercanda.
          “Kak jangan bercanda dong!”
          “Nggak aku gak bercanda ini beneran.” Kakak Ane menjelaskan.
          Ane taku dimarahi oleh Ayahnya karena telah menghilangkan buku itu. Padahalkan Ayahnya sudah berusaha keras untuk mendapatkan buku itu.
          “Kak…tolong jangan beri tahu Ayah. Aku akan mencarinya besok disekolah siapa tahu tertinggal saat aku bawa ke sekolah.”
          “Baiklah.” Kata kakak Ane dengan nada kecewa karena tidak bisa membaca buku itu sekarang.
          Keesokan harinya Ane mengelilingi sekolah berharap bukunya agar ketemu supaya dia tidak dimarahi oleh Ayahnya. Tapi, sudah satu sekolahan Ane kelilingi namun, bukunya tidak ketemu. Akhirnya Ane masuk ke kelas lalu duduk dan menangis. Tak lama kemudian datanglah Fika yang segera mengajak Ane berbicara.
          “Kamu kenapa Ane pagi-pagi kok kamu sudah nangis sendirian dikelas?” kata Fika penuh dengan rasa bingung.
          “Buku ku hilang Fik….” Ane menjelaskan.
          “Buku yang kamu tunjukkan kepada kami kemarin!”
          “Iya.”
          “Aduh Ane kenapa bisa hilang sayang banget lho. buku itu kan susah untuk dicari.”
          “Aku gak tahu. Aku takut dimarahi oleh Ayahku.”
          Fika tak bisa berkata apa-apa Fika hanya bisa menenangkan hati sahabatnya itu karena Fika tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ane dan Fika sekarang sedang menanti kedatangan Irfan berharap bahwa Irfan mengetahui dimana buku itu. Tak lama kemudian Irfan pun dating.
          “Irfan apa kamu melihat buku Ane yang kemarin ditunjukkan olehnya.”  Kata Fika
          “Ooooo……buku itu, buku itukan aku pinjam mas sih Ane lupa!” Irfan menjelaskan.
          “Apa kamu meminjamnya Irfan kenapa kamu tidak minta izin kepadaku dulu.”
          “Aku kan sudah bilang kepadamu saat kita di kantin.”
          “OH… kalau begitu aku yang tidak mendengarmu maaf ya.”
          “Iya gak apa-apa ini bukunya.”
          Ane pun sangat senag karena bukunya sudah ketemu dan Ane tidak perlu khawatir lagi untuk dimarahi olah Ayahnya. Ane sangat senang karena kado ulangtahunnya yang sangat berharga tidak hilang. Dan ane tidak akan melupakan kejadiannya pada hari itu ia akan menjadikan pelajaran bagi dirinya gar tidak ceroboh.